Kapan Bulan lahir di alam semesta? Pertanyaan sederhana, tetapi sulit untuk menjawabnya.
Beberapa upaya untuk mengetahui waktu kelahiran Bulan telah dilakukan, di antaranya dengan memerkirakan waktu sebuah benda seukuran Mars menumbuk Bumi.
Bulan terbentuk saat benda sebesar Mars menumbuk Bumi. Debris dari benda langit tersebut, mengumpul dan membentuk Bulan.
Diprediksi, Bulan lahir antara 30 juta tahun setelah Tata Surya (4,5 miliar tahun lalu) hingga 100 juta tahun setelah Bimasakti (13,6 miliar tahun lalu).
Dengan mengkonstruksi "jam geologi", Seth Jacobson dari Observatoire de la Cote Azur di Nice, Perancis, berhasil mengungkap waktu kelahiran Bulan dengan lebih pasti.
Jacobson menentukan umur Bulan dengan pengukuran umur interior Bumi dipadu dengan simulasi komputer tentang proses pembentukan planet di Tata Surya.
Diuraikan situs IFLScience.com, Jumat (4/4/2014), Jacobson membuat simulasi pembentukan planet terestrial Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dari protoplanet yang mengorbit Matahari.
Dengan menganalisis 259 simulasi yang dibuat, Jacobson menemukan relasi antara waktu Bumi ditumbuk dengan material yang ditambahkan pada Bumi dalam peristiwa itu.
Material yang ditambahkan pada Bumi berasal dari obyek yang menumbuk Bumi. Saat obyek menumbuk, permukaan Bumi meleleh.
Unsur besi di permukaan Bumi kemudian "tenggelam", membawa unsur siderophile atau yang cenderung berikatan dengan besi, seperti platinum dan iridium.
Berdasarkan analisis Jacobson, Bulan terbentuk antara 63 juta hingga 127 juta setelah pembentukan Tata Surya.
Dengan demikian, umur Bulan menurut analisis Jacobson lebih muda dari umur menurut analisis dengan uranium.
Riset Javobson juga menandai adanya "jam geologi" pertama tentang pembentukan planet di Tata Surya, sekaligus penanggalan Bulan yang tak tergantung pada analisis radioaktif.